Jelang Pemilu 2024, KPU Sebut Kaum Milenial Sebagai Penentu Masa Depan, Data diungkap

KABAR INSPIRASI JABAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjelang Pemilu 2024 menyinggung soal kaum milenial alias anak muda sebagai partisipan mayoritas.

Sebab dalam data KPU RI, tercatat ada 60 persen pemilih yang tergolong kaum muda dengan rentang usia antara 17 hingga 39 tahun.

KPU Dalam sebuah acara bincang-bincang bersama jaringan podcast Kilat Media yang merupakan salah satu media jaringan Promedia Teknologi Indonesia (18/3) di Studio Bali United, Jakarta menuturkan pandangan anak muda terhadap politik saat ini.

Baca Juga: Fix! Wacana Pemilu 2024 hanya Coblos Logo Partai, KPU Tegaskan Pihaknya Tak Ikut Campur

Salah satu anggota KPU, August Mellaz menyebut penilaian anak muda terhadap politik yang dianggap luar biasa itu adalah sesuatu yang keliru.

Banyak anak muda yang tidak menyadari bahwa sebenarnya jaminan sosial, keamanan, kesehatan dan seterusnya merupakan bagian dari politik.

"Dan semua itu kan politik," ucap August Mellaz.

Sehingga menurutnya politik itu adalah yang biasa yang juga semestinya disadari oleh setiap anak-anak yang akan menjadi pemilih terbanyak di Pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Sah, Nomor Urut 17 Parpol Peserta Pemilu 2024 Yang Ditetapkan KPU RI

Namun disisi lain August Mellaz melihat jika sikap apatis yang cenderung ditunjukkan anak muda terhadap politik tak lepas dari terbatasnya ruang bagi mereka.

Sehingga tak sedikit yang beranggapan bahwa politik termasuk saat pencoblosan dalam Pemilihan Umum dianggap tak memiliki dampak apapun.

"Gue nyoblos A atau B ga ngaruh juga buat hidup Gue," jelas August mencontohkan sikap anak muda.

Padahal setiap kebijakan yang dirasakan langsung oleh anak muda seperti biaya kuliah, jam sekolah hingga beragam Perda yang dihasilkan merupakan salah satu produk politik.

Baca Juga: Resmi, Inilah Parpol Peserta Pemilu 2024 Yang Ditetapkan KPU

"Sepanjang dia warga negara, maka setiap keputusan politik akan berdampak ke semua orang yang ada didalam sistem politik atau negara, itu tanpa terkecuali. Inilah mengapa kemudian politik itu penting," tambahnya.